MENGUBAH-UBAH warna rambut secara rutin menggunakan berbagai zat warna dan zat kimia lainnya di salon dan barber shop berisiko meningkatkan timbulnya gejala kanker. Pasalnya, zat-zat kimia dan pewarna yang digunakan termasuk kategori karsinogen atau penyebab kanker.
Kesimpulan itu disampaikan International Agency for Research on Cancer (IARC), sebuah lembaga yang berada di bawah naungan Badan Kesehatan Dunia (WHO), dipublikasikan dalam Lancet Oncology pekan ini.
Kesimpulan itu berdasarkan riset epidemiologi yang telah dilakukan IARC sejak 1993 dan dilakukan secara berkala sampai sekarang.
"IARC secara berkala selalu melakukan klasifikasi berbagai jenis zat kimia penting yang sering digunakan rutin oleh masyarakat untuk mengetahui sejauh mana keamanannya bagi kesehatan manusia. Untuk itu, kami meminta agar para pekerja yang menggunakan zat kimia, termasuk pewarna rambut berhati-hati dan selalu menggunakan sarung tangan. Hal itu bermanfaat mengurangi risiko berbagai gangguan yang ditimbulkan," papar Dr Michael Thun, Wakil Presiden Riset Epidemiologi, Lembaga Kanker Amerika.
Pada 1993, IARC pernah menemukan adanya gejala bahwa para penata rambut dan tukang pangkas rambut sangat rentan terkena kanker karena sering bersentuhan dengan zat kimia dan pewarna rambut.
Namun, saat itu IARC belum bisa membuktikan secara signifikan sehingga terus dilakukan riset yang komprehensif. Kini, IARC memiliki bukti yang cukup kuat keterkaitan antara zat kimia serta pewarna rambut dan potensi risiko timbulnya kanker.
Dalam penelitian yang dilakukan IARC itu ditemukan beberapa produk yang sering digunakan para penata rambut dan tukang pangkas rambut, seperti zat pewarna, zat pencuci rambut, bahan karet sintetis, zat kimia pengering yang berisiko menyebabkan kanker pada manusia.
Dalam skala laboratorium dengan menggunakan tikus putih sebagai bahan percobaan, zat-zat kimia tersebut menimbulkan tumor.
Dalam sejumlah riset lain, meningkatnya risiko kanker semakin kuat dengan adanya penggunaan zat warna permanen dan zat pewarna dengan warna yang pekat. Karena itulah, IARC mengategorikan zat pewarna rambut dan bahan kimia yang sering digunakan untuk menata rambut sebagai zat berisiko menimbulkan kanker pada manusia.
Bukan hanya pada pengguna, orang yang sering kontak dengan zat-zat kimia tersebut pun memiliki risiko yang sama. Para penata rambut dan tukang pangkas rambut, khususnya pekerja lelaki, berisiko terkena kanker kandung kemih.
"Namun, bagaimana pewarna itu bisa memicu kanker, sejauh ini belum ada penjelasan yang detail. Apakah itu akibat penggunaan zat kimia pada masa lalu dan sudah tak digunakan lagi atau penggunaan secara kontinu untuk produk-produk sejenis," papar Thun. Hal itu merujuk pada penggunaan zat pewarna rambut yang dibuat pada 1970-an dan masih digunakan sampai kini karena tak terbukti menyebabkan kanker.
Beberapa penelitian menambahkan, penggunaan berbagai zat kimia untuk rambut juga berisiko menyebabkan leukimia, myeloma, hodgkin, lymphoma hodgkin, kanker paru-paru, kanker payudara, dan kanker mulut rahim. Namun, IARC menyatakan, penelitian itu belum mempunyai bukti ilmiah yang kuat. IARC juga menyarankan agar semua orang lebih arif menggunakan berbagai zat kimia tersebut.
Kesimpulan itu disampaikan International Agency for Research on Cancer (IARC), sebuah lembaga yang berada di bawah naungan Badan Kesehatan Dunia (WHO), dipublikasikan dalam Lancet Oncology pekan ini.
Kesimpulan itu berdasarkan riset epidemiologi yang telah dilakukan IARC sejak 1993 dan dilakukan secara berkala sampai sekarang.
"IARC secara berkala selalu melakukan klasifikasi berbagai jenis zat kimia penting yang sering digunakan rutin oleh masyarakat untuk mengetahui sejauh mana keamanannya bagi kesehatan manusia. Untuk itu, kami meminta agar para pekerja yang menggunakan zat kimia, termasuk pewarna rambut berhati-hati dan selalu menggunakan sarung tangan. Hal itu bermanfaat mengurangi risiko berbagai gangguan yang ditimbulkan," papar Dr Michael Thun, Wakil Presiden Riset Epidemiologi, Lembaga Kanker Amerika.
Pada 1993, IARC pernah menemukan adanya gejala bahwa para penata rambut dan tukang pangkas rambut sangat rentan terkena kanker karena sering bersentuhan dengan zat kimia dan pewarna rambut.
Namun, saat itu IARC belum bisa membuktikan secara signifikan sehingga terus dilakukan riset yang komprehensif. Kini, IARC memiliki bukti yang cukup kuat keterkaitan antara zat kimia serta pewarna rambut dan potensi risiko timbulnya kanker.
Dalam penelitian yang dilakukan IARC itu ditemukan beberapa produk yang sering digunakan para penata rambut dan tukang pangkas rambut, seperti zat pewarna, zat pencuci rambut, bahan karet sintetis, zat kimia pengering yang berisiko menyebabkan kanker pada manusia.
Dalam skala laboratorium dengan menggunakan tikus putih sebagai bahan percobaan, zat-zat kimia tersebut menimbulkan tumor.
Dalam sejumlah riset lain, meningkatnya risiko kanker semakin kuat dengan adanya penggunaan zat warna permanen dan zat pewarna dengan warna yang pekat. Karena itulah, IARC mengategorikan zat pewarna rambut dan bahan kimia yang sering digunakan untuk menata rambut sebagai zat berisiko menimbulkan kanker pada manusia.
Bukan hanya pada pengguna, orang yang sering kontak dengan zat-zat kimia tersebut pun memiliki risiko yang sama. Para penata rambut dan tukang pangkas rambut, khususnya pekerja lelaki, berisiko terkena kanker kandung kemih.
"Namun, bagaimana pewarna itu bisa memicu kanker, sejauh ini belum ada penjelasan yang detail. Apakah itu akibat penggunaan zat kimia pada masa lalu dan sudah tak digunakan lagi atau penggunaan secara kontinu untuk produk-produk sejenis," papar Thun. Hal itu merujuk pada penggunaan zat pewarna rambut yang dibuat pada 1970-an dan masih digunakan sampai kini karena tak terbukti menyebabkan kanker.
Beberapa penelitian menambahkan, penggunaan berbagai zat kimia untuk rambut juga berisiko menyebabkan leukimia, myeloma, hodgkin, lymphoma hodgkin, kanker paru-paru, kanker payudara, dan kanker mulut rahim. Namun, IARC menyatakan, penelitian itu belum mempunyai bukti ilmiah yang kuat. IARC juga menyarankan agar semua orang lebih arif menggunakan berbagai zat kimia tersebut.
source : okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar