Minggu, 17 April 2011

Puasa 24 Jam Kurangi Risiko Jantung & Diabetes

PUASA, bagian dari ibadah yang dilakukan umat beragama, khususnya Islam untuk menegakkan agama. 
Puasa tak hanya ditujukan untuk kepentingan agama saja, jika kegiatan ini dilakukan secara benar dapat memberi manfaat bagi kesehatan.

Sebuah penelitian terbaru menyebutkan, puasa dalam satu hari secara teratur tanpa mengudap makanan bisa mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes.

Dokter mempelajari manfaat kesehatan dan kebiasaan lebih dari 200 warga di negara bagian Utah, di mana puasa selama paling sedikit satu hari setiap bulan adalah cara hidup banyak Mormon, yaitu salah satu kelompok yang sangat cepat berkembang pada abad ke-20 dan ke-21 ini.

Puasa berarti mengistirahatkan saluran pencernaan (usus) beserta enzim dan hormon yang biasanya bekerja untuk mencerna makanan terus-menerus selama kurang lebih 18 jam. Dengan berpuasa organ vital ini dapat istirahat selama 14 jam.

X-ray scan mengungkapkan, akan mengalami penyempitan pembuluh darah sekira 75 persen dari mereka yang tidak puasa. Sebaliknya, terkena penyumbatan arteri 63 persen dari mereka yang sering melewatkan kebiasaan makan.

Puasa juga bisa membagi lebih dari dua kemungkinan terkena diabetes. Begitu berdasar konferensi American College of Cardiology yang disitat dari Daily Mail, Selasa (5/4/2011).

Untuk memastikan hasilnya tidak hanya karena orang-orang yang memiliki gaya hidup sehat, para peneliti melakukan studi kedua pada orang yang tidak berpuasa secara teratur. Mereka tidak makan atau minum apapun selain air selama 24 jam, dan menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan. Mereka juga dipantau sambil makan dengan normal.

Pengujian menunjukkan, puasa memicu lonjakan yang signifikan dalam hormon pertumbuhan manusia, hormon yang ditunjukkan dengan mempercepat metabolisme dan membakar lemak. Tingkat hormon tersebut naik 13 kali lipat pada wanita, dan 20 kali lipat pada pria. Lemak yang dibuang itu dikenal untuk mengurangi risiko diabetes dan yang terkait dengan masalah jantung.

Puasa tersebut menyebabkan kadar kolesterol naik, tetapi mereka kembali ke kondisi normal setelah puasa selesai. Dokter menekankan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan sebelum puasa dapat diresepkan untuk pasien.

 source : okezone