Minggu, 14 November 2010

NASIB SEORANG DINI

Embun pagi yang cerah ditambah senyuman sinarnya mentari yang menghangatkan jiwa, semua orang mulai sibuk dengan kegiatannya begitu juga dengan seorang bocah kecil berumur 10 tahun yang bernama DINI. Setiap pagi dia pergi untuk menjual Koran dagangannya, tidak seperti anak-anak pada umumnya yang harus sekolah tiap pagi. Dia malah harus berjuang untuk kehidupan ibu dan dirinya sendiri.
“Koran-koran”…..
Dengan suara lembutnya itu dia tidak pernah lelah untuk selalu bisa bertahan hidup.
Dini tinggal disebuah gubuk dikawasan Jakarta timur. Dia tinggal bersama ibunya, sedangkan ayahnya meninggal saat dia berumur 8 tahun sejak saat itulah dia harus berjualan karena ibunya sering sakit-sakitan. Dengan cara itulah setidaknya dia bisa menghasilkan uang untuk membantu ibunya agar bisa bertahan hidup, meskipun hasilnya tidak seberapa.
Selesai berjualan Dini langsung menuju rumahnya, setiba dirumah dia serentak kaget melihat ibunya yang terbaring ditanah karena terjatuh.
“ Ibu kenapa?”, sahut Dini sambil berusaha membangunkan ibunya
“ Ibu ga apa” ko, tadi ibu Cuma terpeleset sedikit”, balas ibunya dengan ramah.
Dini langsung membawa ibunya kekamar untuk beristirahat, kamar kecil dengan udara yang pengap itulah dini dan ibunya tidur.
“maafkan ibu Din, karena tidak memberikan kehidupan yang layak ?” sahut ibu sambil menangis.
“Ini semua bukan salah ibu!, ini hanya cobaan Bu!”, jawab Dini sambil terisak
Hari demi ia lalui dengan kesabaran, sebenarnya ia merasa iri melihat anak seumurannya hidup bahagia, ditambah segala kebutuhan mereka terpenuhi. Tapi ia membesarkan hatinya, menurutnya bisa hidup bersama Ibunya saja sudah sangat membuat hatinya bahagia.
Suatu pagi seperti ibu Dini pergi ke pasar untuk menjual makanan ringan , dengan senyum ringah ibunya menjajakan dagangannya sambil berharap dagangannya bisa cepat laku. Tapi sebaliknya saat ibunya hendak menyebrang ada sebuah mobil dengan sangat kencangnya menabrak tubuh lemas itu. Ibu dini terlempar .
“AAWWWWW….”! Terdengar suara rintihan dari mulut ibu dini .
Orang dalam mobil tersebut seketika keluar dan langsung membawa ibu Dini kerumah sakit terdekat. Setelah beberapa menit dokter menyatakan ibu Dini dalam keadaan kritis.
“ hari ini aku beruntung banget, ga’ nyangka jualan ku bisa laku secepat ini”! gumam Dini sambil tersenyum karena sanang korannya bisa terjual habis, sambil membawa seonggok nasi bungkus, ia hendak pulang kerumahnya. Ia kaget melihat sesosok pria dengan pakaian yang mewah berdiri didepan pintu rumahnya.
“ ada yang bisa saya bantu om?” sahut Dini
“kamu yang bernama Dini ?” jawab orang tersebut
“benar!” sahut dini lagi
Kemudian orang yang bernama Suherman tersebut menceritakan kejadian yang telah menimpa ibunya, serentak Dini terjatuh dan menangis.
Dini dan om suherman langsung menuju rumah sakit. Dia menangis melihat keadaan ibunya yang terkulai lemas tak berdaya .
“ hanya ibu yang Dini miliki di dunia ini om!” sahut dini sambil mengalirkan setetes airmata.
“maafkan om herman !” jawab om herman sambil memeluknya dengan erat
Dini selalu menemani ibunya dalam kamar sambil berdoa untuk kesembuhan ibunya, tapi tuhan berkata lain, tiba- tiba ibunya mengalami kejang-kejang, dia kaget melihat kondisi ibunya, serentak dia berlari memanggil dokter dan om Herman.
“Dini takut om!”, kata dini sambil menangis
Keadaan semakin histeris tatkala ibunya ternyata tidak tertolong lagi, dini menangis dengan kencangnya.
“jangan tinggalin dini sendirian Bu!”, “Ibu bangun, dini mohon!” sahut dini dengan kesedihan yang mendalam.
“dini mau tinggal sama siapa kalau g’ ada Ibu?”, berkata dini pada mayat ibunya.
“om yang akan merawat kamu din, om bersumpah akan menjaga kamu,itu janji om pada Ibumu sebelum ia meninggal!” jawab om Herman.
Setelah ibunya Dini dibawa boyong kerumah barunya yang terletak dikawasan elit Jakarta. Disana ia diperlakukan dengan sangat baik oleh istri dan om herman. Dia bahkan diangkat menjadi anak mereka dan mereka sangat saying terhadap Dini.dya bahkan dapat sekolah seperti cita-citanya dulu.segala kebutuhannya terpenuhi. Tapi dia tidak pernah lupa , dia selalu bersyukur pada tuhan dan selalu mendoakan ibunya .
“semoga Ibu bahagia di surga!” doa dini untuk ibunya.

Tidak ada komentar: